Relasi khusus antar manusia laki-laki dan perempuan yang biasa disebut perkawinan, pernikahan, atau dengan nama apapun lainnya, merupakan struktur sosial yang mempunyai pola dan norma tertentu. Berikut sajian cerita ringan (humor) tentang kawin dan nikah dengan pemeran utama tejo untuk anda.
tejo, pemuda ganteng mirip pesinetron Hengky Kurniawan, mempunyai pacar seorang mahasiswi yang bernama saropah. Karena merupakan pendatang dari luar kota maka SAROPAH indekos di sebuah rumah dekat kampusnya. Percintaan antara tejo dan SAROPAH sudah terjalin sekitar sudah dua tahun lamanya, mereka ternyata begitu dalam hubunganya sehingga tidak diragukan cintai dan sayangnya.
Meskipun hanya seorang penjual jamu disalah satu kios pasar, TEJO dikenal sebagai sosok pemuda kota yang gaul, cukup luas wawasanya. Seringkali mengajak belahan hatinya SAROPAH untuk weekend seperti jalan-jalan ke Ancol, Monas, Taman Mini. Selain itu layaknya aktivis cinta yang lain pasangan ini juga acapkali nonton film, jalan ke Mall, dan tentu makan-minum bareng. Yang ada dihati pasangan ini: “dunia serasa hanya milik berdua, tejo dan SAROPAH”, asyiiiik, hehehe .
Tidak cukup dengan aktifitas yang demikian, maka TEJO yang masih greng tentu ingin menikmati juga hubungan yang agak hangat dengan SAROPAH, “kalo tidak bisa XXX ya minimal XX atau paling sial X lah” pikir TEJO. Menurutnya hal demikian wajar karena dia yakin lebih 50% orang pacaran juga mempunyai paradigma yang demikian.
Niatan TEJO untuk memfasilitasi Obul (otak cabul) semakin menggumpal, sayang action plan-nya seakan membentur dinding tembok Cina, Jeduxxx!!!, karena SAROPAH menolak permintaan TEJO ini mentah-mentah. “mas TEJO aku nggak mau ngelakuin yang begituan deh, itu dosa besar mas ntar susah seterusnya diakhirat” sergah SAROPAH.
Mendengar jawaban SAROPAH yang demikian all onderdil TEJO mulai jantung, paru-paru, telingga, lutut dan tetangganya lutut semakin cenut-cenut. “sabar!, sabar dulu nanti pasti ada jalan” :kata hati TEJO. Diskusi-diskusi kecil, adu argument pun kemudian menghiasi aktifitas pacaran mereka. 1001 cara coba dilemparkan TEJO untuk meluluhkan hati SAROPAH. Yang membayang di Ootak cabul TEJO hanyalah saat-saat indah mengeksekusi SAROPAH.
Pada apel Malam minggunya TEJO berniat melemparkan jurus pamungkasnya untuk meluluhkan hati SAROPAH. “cantik, hari ini aku ingin kamu memilih satu diantara dua pilihan: dikawini tanpa dinikahi atau dinikahi tanpa dikawini?” :tanya TEJO. Mendapat serangat maut tejo, SAROPAH tampak berfikir keras, “mata kuliah apa yah yang manfaat menjawab soal demikian, pusing deh” :kata hati SAROPAH.
TEJO manggut-manggut melihat doinya hampir TKO, “pasti dia milih dikawini tanpa dinikahi, dan setelah itu aku masuk, ayo sekarang aku kawini aja nanti pasti aku nikahi, he..he” :kata hati TEJO. Karena SAROPAH dipaksa untuk memilih hal yang sulit, dan dia sudah muak dengan desakan permintaan “XXX” sang pacar, “mas, aku tahu ini strategi busuk, plak..plok.. pluk, aku muak dengan rayuan gombalmu mas!!. Kamu menghina aku, sana pulang saja jangan kesini lagi” : makian SAROPAH dengan tamparan dahsyatnya.
“Kamu jangan marah sayang” :kata TEJO memelas, “sudahlah mas, aku muak, jengkel dengan kelakukanmu, cepat pulang! kalo perlu hubungan kita cukup sampai disini” semprot SAROPAH. tejo pun ngeloyor pergi meninggalkan rumah kost SAROPAH. “Sial tujuh turunan deh aku hari ini, ternyata OBUL tidak selalu berujung kenikmatan” gerutu TEJO. Hi..hi..hi kacian deh lu……
Kayaknya TEJO lupa bahwa hidup ini adalah memang sebuah pilihan bebas, untuk berfikir apapun, untuk melakukan apapun, diam atau ngomel 7 hari 7 malam, etc. Manusia berada dalam arean konstruksi sosial tertentu yang sangat dipengaruhi norma agama, norma social, norma hukum, dll. Pada akhirnya manusia terpola oleh norma-norma tersebut sehingga membentuk sebuah kehidupan yang tentunya diwarnai peradabannya. “Wistalah, kamu memang lagi sial! TEJO!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar anda :