12 Nov 2011

Siap Nikah? Tunggu Dulu!


Keputusan seseorang untuk menikah biasanya didasari oleh alasan yang tidak dapat dimengerti selain oleh dirinya. Yeah, memang cinta itu sendiri adalah sesuatu yang sulit dimengerti, bukan?

Tentu anda sering mendengar dong kejadian-kejadian calon pengantin yang batal menikah padahal tinggal 1 minggu lagi jadi pasutri, ataupun pengantin-baru yang bercerai padahal baru saja menikah 2 bulan yang lalu? Pasti semua kisah-kisah nyata itu membuat anda takut dan berharap tidak akan mengalami kejadian itu kelak.

Untuk menghindari anda menjadi ‘korban’ selanjutnya, ada baiknya anda menjadi ‘hakim’, ‘detektif’ dan ‘polisi’ terhadap hubungan anda dan pasangan. Sebelum anda memutuskan untuk menikah dengan si doi, tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri anda:

* Apakah saya sadar apa yang akan saya lakukan?
Menikah sesungguhnya benar-benar merupakan keputusan yang amat serius dan perlu dipikirkan mendalam. Jelas-jelas bukan sebuah permainan yang hanya perlu diputuskan hanya dalam hitungan hari! Pastikan bahwa keputusan tersebut bukanlah berdasarkan emosi sesaat anda belaka saja tanpa pemikiran dan perenungan yang mendalam.

Untuk lebih yakin, coba renungkanlah dan ambil secarik kertas dan belah dengan garis vertikal. Tuliskanlah sisi-sisi positif si dia di kolom pertama, dan tulislah juga sisi-sisi negatif si dia di kolom ke dua. Pikirkan dan pertimbangkanlah! (Tentunya anda tidak ingin apabila kertas ini terbaca oleh orang lain, khususnya si dia sendiri. Jadi simpanlah baik-baik, dan hancurkan setelah selesai).

O..iya, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah: Jangan pernah ragu untuk menolak atau merevisi keputusan untuk menikah. Walaupun akibat dari keputusan itu cukup besar, namun itu masih jauh lebih baik dibandingkan anda rela hidup dalam ketidak bahagiaan seumur hidup dengannya.


* Apakah dia benar-benar mencintai saya apa adanya?
Jawabannya adalah: Belum tentu! Mengapa? Tentu saja karena terlalu banyak manusia jahat di luar sana. Kehidupan manusia bagai roda, kadang di atas, kadang bisa juga di bawah. Nah, apakah anda yakin bila dia tidak akan meninggalkan anda di saat anda sedang berada di bawah?

Cinta 100% sejati hanya ada di novel romantis. Tugas anda adalah menemukan dan memilah-milah cinta sejati yang amat langka itu di antara berjuta-juta cinta palsu, di dalam dunia nyata ini.


* Apakah saya sudah benar-benar mengenal dia?
Saya dan istri, berjumpa dengan puluhan calon pasutri di saat kami mengikuti kelas pra-nikah. Biasanya antara calon pasutri akan saling bertanya tentang lama masa penjajakannya (pacaran) di saat rehat.

Jawaban yang kami dapat seringkali membuat kami heran dan tak percaya. Ada yang 1 tahun, ada yang 8 bulan, ada juga yang 3 bulan. Kami tidak dapat mengerti mengapa bisa terjadi seperti itu, namun sebaiknya anda dapat berpihak dan percaya kepada waktu, yang pelan-pelan akan membantu anda untuk mengenali si dia lebih jauh.
Namun ada juga yang tidak dapat ditembus oleh waktu, yaitu apabila si dia orangnya sangat pendiam dan tertutup. Bahkan andapun baru tepat 3x berdiskusi dengannya minggu lalu, wah kalau ini sih lebih baik cari yang lain ya, dari pada sama patung ;)


* Apakah saya benar-benar yakin akan menghabiskan waktu bersama dia seumur hidup?
Hidup menikah tentu sangat berbeda total dengan hidup lajang, contoh sederhana-nya:
- Dimana-mana ada si dia di dekat anda.
- Untuk wanita: Belajar memasak untuk suami.
- Untuk pria: Belajar menyukai masakan sang istri yang masih pemula.
- Dalam berkeputusan, anda tidak lagi dapat memutuskannya sendiri saja.
- Tidak bisa bekerja dan berpergian bersama teman semaunya, harus 90% selalu bersama dia.
- Tidak bisa lagi selalu memuaskan obsesi gak penting anda. Misal: gadget, laptop.
- Tidak bisa lagi makan gorengan disaat sedang sakit leher (sudah ada satpam pribadi).
- Dan lain-lain.
Bila anda atau pasangan anda adalah tipe orang yang belum siap betah terhadap hal-hal sejenis poin diatas, waspadalah ;)

* Sudah siap secara finansial?
Lagi-lagi, sisi finansial dalam kehidupan menikah tentu sangat berbeda total dengan hidup lajang, contoh sederhana-nya:
- Biaya urusan “dapur”: PAM, PLN, sayur, dsb. (perkiraan minimal: 3 juta / bulan)
- Iuran keamanan, kebersihan, RT/RW, dsb. (perkiraan: 500 ribu / bulan)
- Cicilan kendaran (perkiraan 500 ribu-3 juta / bulan)
- Biaya sekolah anak (perkiraan: 700 ribu)
- Dll.
Kebutuhan finansial dalam menikah amat penting dan merupakan salah satu tiang pancang utamanya. Jangan sekali-kali modal nekat untuk menikah padahal belum mampu secara finansial. Cinta tidak selalu akan mencari jalan keluar dengan sendirinya!
Namun bila niatan anda dan pasangan sudah tulus namun secara finansial belum mendukung, selain berhemat, cobalah untuk berdoa lebih khusus dan meminta kepada-Nya. Dan nantikan kejutan dari-Nya.

Okey bila anda merasa telah yakin dan positif akan seluruh pertanyaan-pertanyaan di atas, dan juga tidak dapat hidup berpisah dengannya walau sedetikpun, jangan tunggu apa-apa lagi, bergegaslah menikah!

Bila semakin membuat anda tidak yakin, atau membuat anda ragu-ragu, sebaiknya dirundingkan dan didiskusikan dengan si dia. Carilah jalan keluarnya bersama-sama, itulah seni dari “keributan pra-nikah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar anda :

Mengenai Saya

Foto saya
Banyak hal yang saya dapat dari ngeblog ini salah satunya adalah selalu memburu artikel - artikel yang saya nilai cukup menarik dan layak untuk berbagi. Berbagi lewat facebook silakan add saya dg nama Jamka Selecta.

Pengikut