26 Okt 2010

Cerita inspiratif "Jalur Kereta Api"


Cerita ini saya kutip dari artikel komik berjudul "Renungan Jalur Kereta Api" karya Andre Wongso. Dan pada kali ini saya mencoba tuliskan menjadi sebuah cerita.

Alkisah ada sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api (KA). Jalur yang pertama adalah jalur aktif yang masih sering dilewati kereta api. Sementara jalur yang kedua adalah jalur yang sudah tidak aktif alias tidak pernah lagi di lewati oleh kereta api.

Lima anak sedang asyik bermain di kedua jalur kereta api itu. Akan tetapi hanya seorang anak yang bermain dei jalur yang sudah tidak aktif. sedangkan empat anak lainnya masih nekat untuk bermain di jalur rel kereta api yang masih aktif.
Kemudian, tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi.
Dan di dalam cerita ini anda berperan sebagai petugas yang mengatur arah Kereta Api tersebut. dan kebetulan anda berada di depan panel persimpangan jalur antara jalur aktif dan jalur yang tidak aktif.

Anda saat itu mengetahui bahwa ada seorang anak yang sedang bermain di jalur rel yang tidak aktif, dan ada empat anak yang sedang bermain di jalur rel yang masih aktif. Akan tetapi anda tidak mempunyai waktu untuk mengingatkan anak-anak tersebut karena mendesaknya waktu.

lalu, pertanyaannya adalah :
Apakah anda akan memindahkan arah Kereta Api tersebut ke jalur yang tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain?
(perlu diketahui walaupun jalur ini tidak aktif lagi, akan tetapi kereta masih bisa berjalan dengan aman, walaupun akan terjadi goncangan-goncangan dalam perjalanan kereta)
hal ini berarti anda akan mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur kereta api yang tidak aktif.
atau anda akan membiarkan kereta tersebut berada di jalur seharusnya?

Sahabat, mungkin sebagian anda memilih pilhan pertama, dengan tujuan menyelamatkan 4 orang anak yang bermain di
jalur aktif. Dengan resiko mengorbankan salah seorang anak kecil yang bermain di jalur yang tidak aktif. Sebuah keputusan yang rasional dan dapat disahkan baik secara moral maupun emosional, karena nyawa 4 orang lebih berharga daripada 1 orang.
Namun sadarkah anda, bahwa seorang anak yang sedang bermain di rel jalur tidak aktif merupakan di pihak yang benar karena dia telah memilih bermain di tempat yang aman? Dan kemudian dia harus menerima menjadi pihak yang dikorbankan, hanya karena banyak temannya yang ceroboh bermain di jalur yang tidak aman bahkan membahayakan nyawa mereka?

Benar kata sebagian dari sahabat, yang menjawab agar jangan memindahkan jalur ke yang tidak aktif. Karena mereka yakin bahwa anak anak yang bermain di jalur aktif pastinya sadar dan waspada jikalau Kereta Api tiba-tiba datang. Dan merekapun akan berhati-hati dan siap-siap lari ketika kereta akan tiba.
Sebaliknya, seorang anak yang bermain di jalur tidak aktf, akan merasa bahwa jalur itu aman, dan dia tidak akan membayangkan kereta akan lewat jalur itu. Dan kemungkinan besar, jika jalur rel kereta berubah, sang anak akan tertabrak oleh kereta. Sangatlah wajar, karena tidak ada kewaspadaan bagi dirinya.
Sahabat, saya yakin kejadian semacam ini ada dalam kehidupan kita. Di kantor, di masyarakat, di dunia politik, dan terutama di dunia demokrasi, pihak minoritas yang harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Tak peduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas.

Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain di jalur yang aktif yang berbahaya, menolak diajak teman-temannya, jutru malah dikesampingkan. Dan bahkan ada yang tidak peduli nasip anak tersebut. Sebuah sikap yang tidak benar tentunya.
Sahabat, itulah hikmah dari cerita diskusi kali ini. Bahwa kita harus sadar, hidup ini penuh dengan keputusan sulit yang harus diperbuat. Dibutuhkan kejelian dan padangan luas dalam bersikap, bukan sekedar memandang dalam jangka pendek.
Kemudian jangan sampai dengan berdalih demi kepentingan mayoritas, sehingga mendzalimi atau mengorbankan pihak minoritas. Itu merupakan kedzaliman yang besar. Tentunya sangat dimurkai Tuhan.

Semoga Tuhan selalu memberikan petunjuk agak segala keputusan yang kita buat adalah keputusan yang terbaik, dan bukan keputusan yang dzalim, merugikan orang lain...

2 komentar:

  1. yup..!!
    begitulah begitulah fenomena yg terjadi, mereka sering mementingkan mayoritas walaupun salah sekalipun.

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar anda :

Mengenai Saya

Foto saya
Banyak hal yang saya dapat dari ngeblog ini salah satunya adalah selalu memburu artikel - artikel yang saya nilai cukup menarik dan layak untuk berbagi. Berbagi lewat facebook silakan add saya dg nama Jamka Selecta.

Pengikut