29 Jun 2010

wooow...ternyata ada terowongan peninggalan Belanda di Tj.priok


MISTERI keberadaan terowongan di bawah Stasiun Tanjung Priok juga telah menyebar di penduduk Tanjung Priok dan sekitar sekian lama. Konon terowongan ini terhubung dengan berbagai lokasi penting pada masa pemerintahan Belanda saat itu.

Sebut saja Batavia Staadhuis yang saat itu menjadi Balai Kota Batavia. Saat ini Balai Kota itu sudah berubah nama menjadi Museum Fatahillah.

Kemudian, Pelabuhan Tanjung Priok. Pembangunan Stasiun Tanjung Priok tak lepas dari keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pengganti Pelabuhan Jakarta saat itu, yakni Pasar Ikan. Pada akhir abad ke-19, Pasar Ikan tidak lagi memadai untuk menampung aktivitas pelabuhan, dan Belanda membangun fasilitas pelabuhan baru di Tanjung Priok.

Desas-desus misteri terowongan/bunker Stasiun Tanjung Priok, juga dikabarkan hingga tembus ke Pulau Onrust, salah satu pulau di deretan Kepulauan Seribu. Pulau Onrust merupakan pelabuhan Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Oost indische Compagnie (VOC) sebelum pindah ke pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara.
Pulau Onrust ini juga merupakan markas tentara penjajah Belanda sebelum masuk Batavia dan mendudukinya. Di pulau inilah tentara Belanda melakukan aktivitas bongkar muat logistik perang.

Namun hingga saat ini kebenaran desas-desus itu belum terungkap. Kepala Stasiun Tanjung Priok Dwi Effendi saat ditemui okezone, belum berani mengungkap kebenaran desas-desus itu.

"Ya itu kan katanya-katanya. Makanya saya nggak berani (membenarkan)," jawabnya.

Sementara salah seorang pegawai Stasiun Tanjung Priok yang enggan disebutkan namanya malah menambahkan, jika terdapat terowongan lain selain ke ketiga tempat yang telah disebutkan. Yakni Pasar Ikan.

Kasubdit Perlindungan Direktorat Jendral Sejarah dan Peninggalan Purbakala Departemen Kebudayaaan dan Pariwisata Saiful Mujahid membenarkan desas-desus itu.

Berdasarkan hasil penggalian, lorong-lorong tersebut memang ditemukan. Terdapat beberapa pangkal lorong, disebut Mujahid sebagai loket, yang dicurigai merupakan sebuah lorong panjang. Namun belum bisa dipastikan, ke titik mana saja lorong-lorong itu terhubung.

USAI peresmian Stasiun tua Tanjung Priok, yang beroperasi kembali setelah dibekukan selama sekira 10 tahun, PT Kereta Api (Persero) bergerak cepat melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengungkap tabir kemisteriusan keberadaan bunker di bawah stasiun.

Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang yang menurunkan timnya untuk melakukan eskavasi, perlahan-lahan mengungkap rahasia yang tersembunyi di Stasiun Tanjung Priok. Dari hasil eksplorasi, terdapat dua bunker di dalam stasiun tua ini. Bunker pertama berada di sisi utara stasiun, atau tepatnya berada di bawah hall stasiun.

Bunker kedua berada di sisi timur. Letaknya berada di bawah loket penjualan karcis kereta. Jika dipetakan, bunker kedua ini berada di sisi depan gedung stasiun.

Tim pertama kali melakukan pembersihan lumpur bunker yang berada di sisi utara. Setidaknya ketika pertama kali dibersihkan, lumpur membenam ruangan itu hingga setinggi 1,5 meter.

Setelah dibersihkan, tim untuk sementara menyimpulkan, saat stasiun masih berjaya pada era abad 19 ruangan ini digunakan sebagai ruang penyimpanan makanan. Hal ini diperkuat dengan keberadaan lift barang di sisi barat dinding yang sudah tidak berfungsi atau keropos. Lift barang ini menembus ke lantai 3 stasiun, yang diperkirakan berfungsi sebagai dapur

ruangan yang diperkirakan berukuran 10x5 meter ini memiliki tiga ceruk atau relung di sisi dinding timur, utara, dan selatan. Ceruk setinggi orang dewasa ini setidaknya sedalam 3 meter. Ceruk yang berada di sisi timur dan selatan, hingga kini belum diketahui fungsinya. Bisa jadi ceruk ini berfungsi sebagai lemari penyimpan bahan makanan atau rempah-rempah bakal bumbu dapur.

Dari sisi ceruk selatan, ada hal yang menarik. Berdasarkan penuturan Wakil Kepala Stasiun Tanjung Priok Mohammad Basyir, terdapat sumber mata air tesis yang ditemukan tim saat melakukan eksplorasi di dalam ruang tersebut. Air tesis ini terpancar dari dinding ketika tim meraba keberadaan adanya ruang lain di balik ceruk itu.

Menurut ahli dari PDAM yang didatangkan ke lokasi, air ini berasa sangat segar layaknya air yang berasal dari sumber mata air. Mineral ini ternyata sangat sehat untuk diminum langsung, walau tanpa dimasak sekalipun.

Sementara ceruk yang berada di sisi dinding sebelah utara, diperkirakan berfungsi sebagai ventilasi udara. Pasalnya terdapat dua lubang berukuran sekira 10x10 Cm. Jika sedikit berjinjit, dan mengintip dari kedua lubang itu, terlihat Jalan Stasiun Tanjung Priok yang berada di sisi utara Stasiun Tanjung Priok. Dari sini kesibukan Jalan Stasiun Tanjung Priok terlihat dengan jelas.

Jika dilihat dari sisi luar gedung stasiun, lubang ini berada tak jauh di sebuah sudut dinding yang bersiku, sekira 50 centimeter menjorok ke dalam gedung. Masih berada di sisi depan stasiun, dan berketinggian beberapa centimeter dari dasar tanah.

Banyak orang yang berlalu-lalang di Jalan Stasiun Tanjung Priok tak menyadari keberadaan kedua lubang ini. Namun jika orang-orang menyadarinya, mungkin kedua lubang ini bisa mengungkap keberadaan bunker sejak lama.

Di palang ceruk ventilasi, terdapat sebuah pipa air berukuran besar menempel pada dinding. Dari pipa ini tim akhirnya mencurigai adanya ruang yang berada di sebelah barat dinding, atau berada di belakang lift. Pasalnya dari kedua ujungnya yang tenggelam ke dalam dinding, salah satunya mengarah ke dinding yang berada di sebelah lift. Sementara ujung satunya mengarah ke lantai atas.

Dari sinilah, tim eskavasi kemudian mencoba membuat lubang kecil untuk mengintip keberadaan ruang tersebut. Setelah dipastikan, tim kemudian menjebol dinding dengan membuat lubang berukuran setinggi anak usia tujuh tahun.

Luar biasa. Ruangan ini bak sumber mata air. Karena ruangan yang cukup luas itu digenangi air dengan kedalaman sekira 1,5 meter. Di ruangan tersebut terdapat suatu pintu lorong yang gelap di seberang lubang buatan tim eskavasi.

Terdapat dua pipa besar terpisah dari lantai atas yang kemudian saling terhubung di sisi depan pintu lorong tersebut. Di simpul pipa itu terdapat pengukur tekanan air. Kedua pipa itu terhubung ke satu pipa yang kemudian membentang ke dalam pintu lorong tersebut. Sementara ini tim menduga ruangan ini berfungsi sebagai pengontrol air.

Namun tim eskavasi memutuskan untuk menghentikan sementara proses penelusuran ke dalam pintu lorong tersebut. Pasalnya udara yang pengap dan tanpa cahaya, menyulitkan tim untuk meneruskan misteri ini.

Di bunker timur, tim sama sekali tidak bisa melakukan eksplorasi. Pasalnya akses untuk menuju ruang di bawah sangatlah unik. Akses berada di dalam sebuah tiang pondasi gedung yang terletak di sudut kanan depan, atau berada di dalam ruang loket.

Untuk menjangkau pintu akses ini saja, tim harus menaiki atap loket. Sehingga jika tim turun ke dalam lorong vertikal itu, layaknya menuruni cerobong asap. Lorong vertikal yang berukuran satu tubuh normal manusia ini dilengkapi tangga dari besi yang tertanam di dinding.

Sayangnya tim tak bisa melakukan eksplorasi ke bungker kedua ini. Pasalnya para pekerja yang disewa tim, tak berani melakukan penelusuran. "Banyak yang bilang meriding lah, apa lah. Mereka takut," kata Kepala Pusat Pelestarian Benda Bersejarah PT KA (Persero) Tri Prasetyo.

Tim memutuskan menunggu peralatan pendukung untuk melakukan penelusuran selanjutnya.penasarankan....???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar anda :

Mengenai Saya

Foto saya
Banyak hal yang saya dapat dari ngeblog ini salah satunya adalah selalu memburu artikel - artikel yang saya nilai cukup menarik dan layak untuk berbagi. Berbagi lewat facebook silakan add saya dg nama Jamka Selecta.

Pengikut